Save the Children bersama dengan mitra konsorsium Unilever Lifebuoy berhasil meningkatkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program ‘Better Investment For Stunting Alleviation (BISA) atau Investasi yang lebih baik untuk Pengentasan Stunting. Data survei baseline pada tahun 2018 dan endline program pada tahun 2024, menunjukkan kenaikan dari 54,8 persen hingga mencapai 81,5% atau sebanyak 4.187 jiwa di Jawa Barat dan NTT. Diketahui mencuci tangan menggunakan sabun merupakan kegiatan yang sederhana tetapi mempunyai dampak yang besar, salah satunya mencegah stunting atau malnutrisi.
Acting Director of Health and Nutrition, Aduma Situmorang mengatakan, cuci tangan pakai sabun merupakan teknik dasar dan terpenting untuk mencegah penyakit menular seperti diare dengan tingkat keberhasilan 80% untuk pencegahan infeksi umum dan 45% berkaitan dengan pencegahan penyakit yang lebih besar. Diare yang berlangsung terus menerus pada balita dapat menghambat penyerapan nutrisi yang bisa menyebabkan stunting. “Cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular yang bisa berkontribusi pada stunting. Program BISA menunjukkan hasil yang mengesankan dalam meningkatkan perilaku CTPS di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur," kata Aduma.
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Cara Paling Efektif untuk Mencegah Penyakit Menular Serta Stunting Kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun Punya Dampak Besar Pencegahan Stunting di Indonesia Cegah Penyakit Kulit, Lapas Kediri Bagikan Sabun Mandi dan Sabun Cuci ke Warga Binaan
Cara Membuat Teh Bunga Krisan untuk Mencegah Penyakit Diabetes Viral Infection Adalah Penyakit Menular, Berikut Pengertian dan Jenis serta Gejala dan Penyebab Cara Mencegah Penyakit Malaria, Penting karena Nyamuk Makin Banyak Saat Musim Hujan
Cegah Penyakit Menular pada Hewan Kurban, Kementan Beri Bantuan Vaksin untuk DKI Jakarta Sinto Ingatkan Pentingnya Cegah Stunting Efektif Dimulai dari Keluarga Beresiko Ia berharap program ini dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia untuk membantu mencegah penyakit menular dan meningkatkan kesehatan ibu, anak anak, dan masyarakat setempat.
Ditambahkan, hubungan antara gizi dan Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH) sangat kompleks dan tumpang tindih. Air yang tercemar dan perilaku sanitasi dan kebersihan yang rendah dapat berkontribusi pada stunting melalui tiga kunci yaitu: diare, cacing usus, dan disfungsi usus lingkungan (EED) akibat paparan jangka panjang terhadap kondisi lingkungan yang tidak higienis. Di Indonesia, tahun 2021 kasus diare pada balita yang terlaporkan mencapai 818.687 kasus. Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah kasus sebesar 158.355, dan NTT diurutan ke sembilan sebesar 17.523 kasus diare pada balita.
Sebagai langkah kolaboratif untuk mencegah stunting akibat penyakit menular, Save the Children bersama dengan Unliever Lifebuoy telah menjalankan program Better Investment For Stunting Alleviation (BISA) sejak 2019 yang berfokus pada perubahan perilaku yaitu “Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan bertujuan untuk mempromosikan praktik kebersihan diantara ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, dan remaja di dua provinsi yaitu Jawa Barat dan NTT. “Selama satu abad terkahir, Lifebuoy telah berkomitmen untuk membangun kebiasaan kebersihan bagi lebih dari 1 miliar orang dengan memberikan pendidikan kepada anak anak dan ibu melalui berbagai program yang terbukti dan terlokalisasi," kata Parnil Sarin, Global Brand Director Lifebuoy, Unilever Strategi progam BISA untuk merubah perilaku adalah dengan menggunakan modul “Orang Tua Bertangan Ajaib” atau “Mom’s Magic Hand (MMH)” dari Lifebuoy, dengan pendekatan emotional demonstration (Emo Demo), sebuah metode interaktif untuk menyampaikan pesan sederhana dengan cara menyenangkan, seperti penggunaan kartu, stiker, lagu, dan pengingat visual lainnya untuk mengajarkan langkah langkah mencuci tangan menggunakan sabun dan tujuh waktu penting CTPS.
Selama kurang lebih enam tahun, program BISA telah menjangkau 543.063 ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, dan remaja. Adriana Metkono, Kader di Timor Tengah Utara mengatakan, sebelumnya telah mendapatkan penyuluhan dan dibagikan brosur CTPS akan tetapi penyuluhannya kurang menarik. "Dan sebelumnya ketika kami dari kebun, kadang cuci tangan, kadang tidak, kalaupun cuci tangan kami menggunakan satu ember air untuk cuci tangan bersama sama tanpa sabun.
Setelah kami diperkenalkan dengan modul dengan pendekatan emo demo kami lebih mudah mengingat enam langkah cuci tangan dan juga tujuh waktu penting CTPS," kata Adriana Metkono. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.