Bisnis

Bos Bapanas Sebut Kenaikan Harga Beras di Awal Tahun karena RI Defisit Produksi

Harga beras yang naik pada awal tahun ini disebut merupakan akibat dari defisit produksi beras yang dialami Indonesia. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, produksi beras RI pada Januari Februari 2024 berada di bawah kebutuhan. "Januari itu sama Februari kita tuh defisit (berasnya) 2,8 juta totalnya," lanjutnya.

Dia bilang, kondisinya saat ini adalah penggiling padi tidak bisa mendapat gabah. Oleh karena itu, terbatasnya gabah berarti juga berimbas pada beras yang terbatas. Beras terbatas, kata Arief, mengakibatkan kenaikan harga di hilir. Jadi, dari sisi produksi, ini yang mengakibatkan harga beras naik pada awal tahun ini. Kemudian, ia menjelaskan yang dikerjakan oleh pemerintah untuk menekan harga beras ini adalah melakukan importasi.

Bos Bapanas Sebut Kenaikan Harga Beras di Awal Tahun karena RI Defisit Produksi Wamentan Sebut Kenaikan Harga Beras Bukan Karena Produksi Petani Sedang Turun Bapanas: Harga Beras Mahal karena Disparitas Produksi dan Konsumsi Sejak 8 Bulan Ini

Bapanas: Beras Langka karena Ongkos Produksi Tinggi dan El Nino Harga Beras Melonjak, Bos Bapanas Bantah Stok Menipis, Ini Pernyataannya Produksi Beras Terus Anjlok, Bapanas: Pemerintah Berusaha Menyeimbangkan Harga di Hulu dengan Hilir

Impor Beras Picu Neraca Perdagangan NTT Defisit Awal Tahun Bulog Akui Harga Beras di Awal Tahun Meroket: Ada Tekanan dari Sisi Produksi "Keputusan yang sangat pahit, tapi harus diambil, yaitu impor. (Importasi) tidak beken, selalu dianggap tidak baik," ujar Arief.

Menurut Arief, jika importasi tidak dilakukan, harga beras bisa jauh lebih tingi dari sekarang. Meski importasi dilakukan, ia memastikan pemerintah melakukannya secara terukur. Buktinya, harga gabah di tingkat petani tidak jatuh. "Jadinya, petani happy karena importasinya terukur. Kalau importasinya tidak terukur, kita ambil impor sebanyak banyaknya, jatuh gak harga? Jatuh. Kan kasihan petaninya," tutur Arief.

"Jadi kalau ada siapapun menyampaikan 'Wah petani sekarang lagi susah.' Enggak! Petani itu sekarang lagi happy. Kita lagi buat skema bagaimana petani, peternak, itu happy," sambungnya. Sementara itu, untuk di bagian hilir, bagi para konsumen miskin, Arief mengatakan mereka mendapat bantuan pangan berupa beras. Bantuan beras diberikan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang menurut Arief mereka adalah golongan orang yang paling memerlukan bantuan ini.

Sebagai informasi, harga rata rata beras secara nasional pada hari ini menurut data panel harga Bapanas, mengalami kenaikan yang hampir serupa. Harga beras premium naik Rp 20, menjadi Rp 15.240 per kilogram. Lalu, harga beras medium naik Rp 30, menjadi Rp 13.420 per kilogram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top